Rabu, 24 Oktober 2012

Air Mata Penonton


                Adakah film yang bikin kamu menangis?, pasti ada. Setiap orang punya momen menangis saat menonton film atau setidaknya berkaca-kaca, baik itu film dalam negeri maupun film luar. Tentunya, tingkatan klimaks kesedihan suatu film bagi setiap orang berbeda-beda. Ada yang menangis di saat adegan klimaks atau ending. Ada juga yang menangis disaat pertengahan cerita. Bahkan ada yang filmnya baru di play aja udah ngabisin tisu satu kotak.

                Ada beberapa alasan kenapa penonton menangis atau paling tidak meneteskan air mata ketika menonton film. Bisa karna ceritanya yang sangat tragis, dimana si tokoh utama di tinggal mati oleh orang yang dicintai, si tokoh utama rela berkorban demi orang yang di cintai, atau tokoh utama yang gak di apa-apain siapa-siapa tapi karna emang udah tampangnya yang menyedihkan. Betapa tragisnya.
                Bisa juga menangis karna cerita yang happy ending. Penonton menangis bukan hanya karna sedih tapi juga terharu. Saat tokoh utama berpelukkan di akhir cerita dapat membuat terharu sebagian orang. Cerita yang happy ending bisa menjadi kisah inspiratif bagi penikmatnya. Sangking inspiratifnya, saat nonton di bioskop ceritanya si tokoh utama berpelukkan, dia juga ikut berpelukkan tanpa menghiraukan siapa yang dia peluk. Mungkin saja cewek manis nan imut atau bisa jadi pria paruh baya yang berkumis. Who knows?.
                Dan alasan terakhir mengapa penonton menangis, itu karna dia gak ngerti bagaimana jalan ceritanya. Tipe penonton seperti ini adalah penonton yang tidak ketergantungan. Maksudnya, dia menangis atau tidak, itu bukan karna rasa haru dan rasa sedih tapi rasa benci terhadap diri sendiri sambil berteriak dalam hati “ini cerita apaaa?!!, itu aktornya ngomong apaa?!!, Aku mau pulaaang?!!”.
                Film-film sedih di dominasi film-film bergenre romantis. Kenapa? Kalau saya pikir, itu karna film-film bergenre seperti ini di sukai oleh ABG labil dan penonton wanita yang GaGal (Gampang Galau). Penonton seperti itu memiliki kulitas air mata di atas rata-rata. Ini dimanfaatkan oleh banyak produser untuk memproduksi film-film berlabel “romantis” dengan ending yang “tragis”. Ini cukup berhasil, terbukti beberapa film”romantis” mendapatkan banyak penonton. Bahkan, film tebaik sepanjang masa Hollywood yaitu “Titanic”, adalah film romantis. Dan, yang sekarang lagi meledak yaitu sequel “Twilight”, itu film romantis. Jelas, produser sangat memperhatikan produksi air mata penonton. Good job.

Thx for reading
Hope it has a happy ending J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar