Senin, 29 Oktober 2012

Failed Couch Potato (Pecandu Televisi Gagal)


Couch Potato = istilah untuk orang yang menghabiskan waktunya untuk menonton tv (pecandu televisi)
Hampir setiap hari, hari-hari saya di habiskan dengan menonton tv. Pagi, siang, dan malam. Bahkan, jadwal acara di beberapa stasiun tv, saya hafal diluar kepala.

              Pagi hari. Hampir semua stasiun tv swasta, isinya acara infotaintment atau gossip. Ini favorit ibu-ibu. Ibu saya juga pastinya. Dengan sangat terpaksa setiap hari saya menerima informasi yang tak ingin saya terima. Tentang selebritis. Di jam-jam seperti ini, ibu saya memegang kendali penuh televisi (remot). Saya jadi tau, gimana kabar hubungan anang dan ashanty dan apa yang terjadi dengan Olga saat ini. Apa urusan saya?. Mereka mau salto jungkir balik sambil merangkak juga bukan urusan saya.

                Saya justru heran dengan konsep acara gossip di pagi buta. Itu kan acara ngomongin orang. Itu dosa. Dan ironinya sebelum acara gossip itu ada acara tausiyah, baik Ustad Jamaah, maupun mama dedeh. Lebih ironi lagi, orang2 terutama ibu2, nonton itu semua sekaligus. Jadi setelah pencerahan dapat pahala, langsung dapet dosa. Itu sama aja dengan kita puasa dari pagi sampe maghrib tapi takjilnya pake ciu (bir oplosan).

                Siang hari. Jam segini biasanya diisi oleh acara FTV dan berita. Ada juga acara dokumenter/ petualangan yang cocok sebagai pengantar tidur siang. Dan satu lagi di salah satu stasiun tv, menayangkan drama korea pada siang hari. Kendali penuh berpindah ke tangan kakak perempuan saya. Endingnya hampir sama, saya terpaksa menerima / mengikuti cerita cengeng itu. Saya gak ikut menangis. Itu karna saya sudah ketiduran.

                Saya masih belum begitu ngeh sama drama-drama korea yang sekarang sudah banyak menjejali televisi. Tapi menurut saya, gak ada bedanya dengan drama mandarin yang sempat booming. Drama Taiwan/mandarin yang paling membekas adalah “Meteor Garden”. Silahkan Flashback sendiri ke masa-masa itu, saya gak mau jelaskan lebih detail, soalnya ntar ketahuan dong kalau saya dulu suka F4.

                Malam hari. Disaat Prime Time ini, acara-acara komedi dan sinetron berebut rating. Tapi, tetap komedi yang merajainya. Kenapa?. Karna sinetron gak lucu. Alasan yang simple.

Untungnya ibu saya sudah tobat dari ketergantungan akan sinetron.

                Sinetron itu adiktif. Bagi banyak kaum hawa memiliki ketergantungan pada salah satu atau lebih judul sinetron asalkan tidak dijadwal yang bertabrakkan. Inilah mengapa Cinta Fitri sukses sampe 7 season. Once you know the story, you’ll stick in it. Sekali anda mengetahui ceritanya (dan tertarik), anda akan melekat di dalamnya, khususnya wanita. Ini juga alasan mengapa beberapa artis pemeran antagonis di sinetron sering di marahin ibu-ibu gak jelas di dunia nyata. Itu salah satu bukti bahwa ibu itu sudah melekat. That’s what I’m talking about.

                Oh iya, malem hari sampe jam 10 atau 9 biasanya remot untuk semua. Tapi setelah itu, remot dibawah kendali saya. Karna semuanya sudah mengantuk dan tidur. 

Saya nonton sendirian. 

Saya bergumam "Ini gak adil".

dan, Saya tidur


Thx for reading

Tidak ada komentar:

Posting Komentar