Couch Potato = istilah untuk orang yang menghabiskan waktunya untuk menonton tv (pecandu televisi)
Hampir setiap hari, hari-hari saya di habiskan dengan menonton tv. Pagi,
siang, dan malam. Bahkan, jadwal acara di beberapa stasiun tv, saya hafal
diluar kepala.
Pagi hari. Hampir
semua stasiun tv swasta, isinya acara infotaintment atau gossip. Ini favorit
ibu-ibu. Ibu saya juga pastinya. Dengan sangat terpaksa setiap hari saya
menerima informasi yang tak ingin saya terima. Tentang selebritis. Di jam-jam
seperti ini, ibu saya memegang kendali penuh televisi (remot). Saya jadi tau,
gimana kabar hubungan anang dan ashanty dan apa yang terjadi dengan Olga saat
ini. Apa urusan saya?. Mereka mau salto jungkir balik sambil merangkak juga
bukan urusan saya.
Saya justru heran
dengan konsep acara gossip di pagi buta. Itu kan acara ngomongin orang. Itu
dosa. Dan ironinya sebelum acara gossip itu ada acara tausiyah, baik Ustad
Jamaah, maupun mama dedeh. Lebih ironi lagi, orang2 terutama ibu2, nonton
itu semua sekaligus. Jadi setelah pencerahan dapat pahala, langsung dapet dosa. Itu sama
aja dengan kita puasa dari pagi sampe maghrib tapi takjilnya pake ciu (bir oplosan).
Siang hari. Jam segini
biasanya diisi oleh acara FTV dan berita. Ada juga acara dokumenter/
petualangan yang cocok sebagai pengantar tidur siang. Dan satu lagi di salah
satu stasiun tv, menayangkan drama korea pada siang hari. Kendali penuh
berpindah ke tangan kakak perempuan saya. Endingnya hampir sama, saya terpaksa
menerima / mengikuti cerita cengeng itu. Saya gak ikut menangis. Itu karna saya
sudah ketiduran.
Saya masih belum
begitu ngeh sama drama-drama korea yang sekarang sudah banyak menjejali
televisi. Tapi menurut saya, gak ada bedanya dengan drama mandarin yang sempat booming. Drama Taiwan/mandarin yang paling
membekas adalah “Meteor Garden”. Silahkan
Flashback sendiri ke masa-masa itu, saya gak mau jelaskan lebih detail, soalnya
ntar ketahuan dong kalau saya dulu suka F4.
Malam hari. Disaat Prime Time ini, acara-acara komedi dan
sinetron berebut rating. Tapi, tetap komedi yang merajainya. Kenapa?. Karna
sinetron gak lucu. Alasan yang simple.
Untungnya ibu saya sudah tobat dari ketergantungan akan sinetron.
Untungnya ibu saya sudah tobat dari ketergantungan akan sinetron.
Sinetron itu adiktif.
Bagi banyak kaum hawa memiliki ketergantungan pada salah satu atau lebih judul
sinetron asalkan tidak dijadwal yang bertabrakkan. Inilah mengapa Cinta Fitri
sukses sampe 7 season. Once you know the
story, you’ll stick in it. Sekali anda mengetahui ceritanya (dan tertarik), anda akan melekat di dalamnya, khususnya wanita. Ini juga alasan mengapa beberapa
artis pemeran antagonis di sinetron sering di marahin ibu-ibu gak jelas di
dunia nyata. Itu salah satu bukti bahwa ibu itu sudah melekat. That’s what I’m talking about.
Oh iya, malem hari
sampe jam 10 atau 9 biasanya remot untuk semua. Tapi setelah itu, remot dibawah
kendali saya. Karna semuanya sudah mengantuk dan tidur.
Saya nonton sendirian.
Saya bergumam "Ini gak adil".
dan, Saya tidur
Thx for reading
Tidak ada komentar:
Posting Komentar