sebelumnya. bag 3
Acara akan segera dimulai. Malam itu yang tampil ada 7 orang, dan semuanya pemula. Saya belum gugup, karna biasanya saya akan gugup disaat beberapa detik sebelumnya. Pembawa acara sudah memegang Microphone dan acara dimulai.
Acara akan segera dimulai. Malam itu yang tampil ada 7 orang, dan semuanya pemula. Saya belum gugup, karna biasanya saya akan gugup disaat beberapa detik sebelumnya. Pembawa acara sudah memegang Microphone dan acara dimulai.
Saya belum tau tampil
nomor berapa. Tapi saya gak mikirin itu. Saya gak mikirin nanti saya lucu atau
enggak, keren atau enggak. Yang saya mantapkan ke diri saya Cuma satu, bahwa
saya mau tampil. Itu saja. Komitmen itu mengurangi perasaan gugup yang semakin
lama semakin nyata.
Pembawa acara
memanggil penampil pertama. “inilah kita sambut...... “. Bukan saya. Saya
mengelus dada. Dada saya sendiri. Bagaimana penampilan pertama?. Dia garing,
garing banget bahkan. Semua penonton diam. Situasi sunyi senyap. Acara yang
semula komedi berubah seperti kutbah jumat, dimana jemaah dilarang berbicara.
Itu bukan membuat saya semakin berani, tapi malah menjadi drop. Dengan nglihat
dia Garing didepan panggung. Saya seolah-olah merasakan penderitaannya. Muka
agak mendekati pucat, tangannya gemetaran terlihat dari Mcirophone yang dia
pegang bergetar, suaranya yang parau. Tidak disangkal lagi, dia super nervous.
Saat itu, pikiran saya berkecamuk. Apa yang akan saya hadapi nanti ketika
tampil. Selama hampir 7 menit dia kutbah, akhirnya penampil pertama turun
panggung.
Pembawa acara bersiap
memanggil penampil berikutnya. Saya bicara dalam hati, “bukan saya, bukan saya,
pliis bukan saya”. Pembawa acara memanggil “inilaaahhh.... penampil berikutnya
dari Magelang”. Dari magelang?, saya lemas. Itu pasti saya. Gak ada orang
Magelang lain yang mau ke jogja malem-malem cuma buat tampil Stand Up Comedy.
MC memanggil “Gilang Kecu......”. saya naik keatas panggung.
Sebelum mulai, saya
diberi beberapa pertanyaan oleh MC. Saya jawab seadanya. Karna itu gak penting.
Yang penting itu, apa yang akan saya sampaikan nanti. Dari atas panggung, wajah
penonton terlihat semua. Ada yang cantik, ada yang ganteng, ada juga yang
mukanya blur. Saya lihat ada yang memperhatikan, ada yang ngobrol, dan ada yang
mengantuk padahal saya belum mulai.
MC turun dan saya
mulai. Saya buka dengan salam dan saya bawakan materi saya. Dan alhamdulillah,
orang yang tadi mengantuk sekarang tidur. Iya, saya garing. Sama garingnya
dengan sebelumnya.
Bersambung..lanjut bag 5
NB : ini dia saksi kegaringan saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar